Kurikulum Merdeka: Bumbu Penyedap Pembelajaran
Gambar : Implementasi kurikulum merdeka di madrasah
Penulis: Akhmad Sugiarto, S.Si, M.Pd
Peribahasa Jawa mengatakan, "Wong Jawa iku senengane mangan pecel". Pecel, dengan beragam bumbu dan lauknya, menjadi simbol keberagaman dan kelezatan. Begitu pula dengan proses belajar. Agar pembelajaran tidak terasa monoton, maka diperlukan beragam metode dan pendekatan yang menarik.
Kurikulum Merdeka, ibarat bumbu dalam pecel, memberikan cita rasa yang khas pada proses pembelajaran. Dengan fleksibilitas yang ditawarkan, guru dapat merancang pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa dan kebutuhan zaman. Dengan Kurikulum Merdeka, guru memiliki kebebasan untuk menciptakan pembelajaran yang lebih bermakna dan menyenangkan bagi siswa.
Tips Pembelajaran Kurmer
- Berkreasi: Melalui berbagai permainan dan simulasi, peserta diajak untuk berpikir kreatif dalam merancang kegiatan pembelajaran yang menarik.
- Berkolaborasi: Peserta diajak untuk berdiskusi dan berkolaborasi dengan rekan sejawat dalam mengembangkan perangkat pembelajaran.
- Berpraktik: Peserta langsung mempraktikkan cara membuat analisis Profil Pelajar Pancasila dan Rahmatan lil Alamin (P5RA) yang merupakan salah satu komponen penting dalam Kurikulum Merdeka.
Seorang guru, ibarat seekor ikan, harus terus bergerak dan beradaptasi agar tetap relevan. Jika seorang guru berhenti belajar dan berinovasi, maka kualitas pembelajaran di kelas akan stagnan dan bahkan menurun.
Mengapa Guru Harus Terus Belajar?
- Dunia pendidikan terus berkembang: Perkembangan teknologi, informasi, dan tuntutan masyarakat terhadap kualitas pendidikan semakin tinggi. Guru harus terus belajar untuk mengikuti perkembangan zaman.
- Karakteristik siswa berubah: Setiap generasi siswa memiliki karakteristik yang berbeda. Guru perlu memahami karakteristik siswa agar dapat merancang pembelajaran yang efektif dan menyenangkan.
- Kurikulum terus diperbarui: Kurikulum Merdeka merupakan salah satu contoh bahwa kurikulum pendidikan terus mengalami pembaharuan. Guru harus memahami dan mengimplementasikan kurikulum baru agar dapat memberikan pembelajaran yang berkualitas.
Perencanaan pembelajaran disusun dalam bentuk dokumen yang fleksibel, jelas, dan sederhana. Fleksibel sifatnya tidak terikat pada bentuk tertentu dan dapat disesuaikan dengan konteks pembelajaran. Sementara dokumen yang sederhana berisi hal pokok dan penting sebagai acuan pelaksanaan pembelajaran. Sederhana tidak selalu berarti mudah, melainkan jelas dan dapat dilakukan.