Numerasi siswa rendah, Bagaimana perubahan guru?
Numerasi siswa rendah, Bagaimana perubahan guru?
Kemampuan numerasi adalah salah satu aspek penting dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkompeten dan berkarakter, namun fakta menunjukkan bahwa kemampuan numerasi siswa di Indonesia masih rendah. Hal ini juga dapat terlihat dari hasil AKMI MTs Tahun 2022 yang menunjukkan hasil numerasi lebih rendah dari hasil literasi dan kemampuan sains maupun sosial.
Peningkatan kemampuan numerasi siswa dapat diperoleh dari beberapa faktor potensial. Pertama, meningkatkan pemahaman guru terhadap materi pelajaran matematika dan pedagogikdiperlukan untuk membantu siswa dalam memahami konsep numerasi. Penguasaan materi yang melibatkan siswa dapat menerapkan tidak hanya berhitung tetapi mampu mengaitkan dalam kehidupan sehari hari. Begitu jiga kemampuan pedagogik guru, krmampuan pedagogik adalah kemampuan dalam pengelolaan peserta didik, meliputi pemahaman wawasan guru terhadap filsafat pendidikan, memahami potensi dan keberagaman peserta didik, mengembangkan kurikulum baik dalam bentuk dokumen maupun implementasi dalam bentuk pengalaman belajar, menyusun rencana dan strategi pembelajaran berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar, mampu melaksanakan pembelajaran yang mendidik dengan suasana dialogis dan interaktif, mampu memanfaatkan tegnologi pembelajaran, mampu melakukan evaluasi dengan baik. Kemampuan pedagigik ini untuk membatu siswa untuk belajar bermakna.
Kedua, untuk mengajar siswa secara efektif tentang konsep teori bilangan abstrak, guru menggunakan bahan pelajaran yang spesifik dan menarik secara visual. Bahan pembelajaran dapat berupa benda kongrit maupun visual. Benda atau subjek kongrit sebagai media belajar yang paling dekat dengan siswa dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga siswa akan lebih menyukai numerasi karena penting untuk dipelajari yang nantinya akan berguna bagi kehidupan mereka, bukan hanya ingin mendapatkan hasil atau nilai yang tinggi. Mereka akan menyadari bahwa kemampuan berpikir logis secara matematis, dapat mendiskripsikan dan menganalisa permasalahan di sekitar kita sehingga mereka dapat menyelesaikannya secara efektif. Media visual dalam pembelajaran dapat menggunakan objek seperti video, slide, papan tulis, grafik, dan peta. Media tersebut akan membantu siswa lebih baik dari pada hanya membaca.
Ketiga, guru terus berkomunikasi dan mengajukan pertanyaan terbuka kepada siswa untuk mendorong mereka menjelaskan alasan di balik jawaban mereka sendiri. Pertanyaan terbuka adalah cara yang efektif untuk menantang siswa dan membuat siswa belajar lebih banyak tentang cara berpikir mereka. Mereka mendorong tanggapan yang diperluas dan memungkinkan siswa untuk bernalar, berpikir, dan berefleksi. Alasan siswa dalam menjawab menjawab pertanyaan terbuka dapat mengaitkan beberapa konsep pengetahuan sehingga menjadi pembelajaran yang dapat diingat dalam waktu yang lama.
Keempat, guru hendaknya lebih sering menggunakan asesmen diagnostik untuk mengevaluasi siswa sesuai dengan tingkat kemahirannya, ini membantu guru dalam mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa secara lebih akurat dan merumuskan rencana yang tepat untuk pembelajaran di kelas.
Kelima, guru harus lebih sering memberikan latihan berupa pertanyaan numerasi beserta pembahasannya pada siswa. Dengan begitu, siswa dapat memahami berbagai pertanyaan numerasi dan cara menjawabnya. Dalam hal konten numerasi, pertanyaan yang dibuat bertujuan untuk menguji geometri dan suatu pengukuran, bilangan, aljabar serta data dan ketidakpastian. pertanyaan numerasi juga melibatkan proses pemahaman suatu konsep, gabungan beberapa konsep, kemampuan bernalar, menyelesaikan masalah serta kemampuan dalam menerapkan konsep untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Tantangan yang masih perlu diatasi untuk meningkatkan kemampuan numerasi siswa misalnya masih ada guru yang mengalami kesulitan untuk melakukan pendekatan pembelajaran ke Siswa. Masih ada juga guru yang cenderung memberikan banyak pertanyaan kepada siswa tanpa berusaha membangun dialog bermakna dengan siswa, misalnya pertanyaan guru berfokus pada jawaban yang benar dan belum berusaha menggali logika dan alasan siswa dalam memberikan jawaban.
Karena itu, pertama, harus ada revisi kurikulum yang membuat pembelajaran matematika lebih merangsang secara visual dan menekankan pemahaman konseptual, serta mendorong aplikasi praktis dan pemahaman konseptual di kelas. Kedua menuntut guru untuk memiliki waktu untuk menerima pendidikan profesional yang berfokus pada pemahaman teori numerik. Ini akan membantu guru dalam meningkatkan kapasitas siswa mereka untuk bertanya secara kritis sambil terlibat dalam refleksi dan membuat rencana tindakan untuk membantu siswa.
Ketiga perlu ada pelatihan bagi guru terkait implementasi asesmen formatif sehingga guru bisa menggunakannya untuk memantau siswa serta melaksanakan pembelajaran yang berdasarkan pada kebutuhan siswa, khususnya untuk siswa di kelas awal peningkatan kemampuan numerasi akan berdampak baik untuk pengembangan pengetahuan dan kemampuan di aspek lain yang juga menjadi salah satu langkah penting dalam menciptakan sumber daya manusia yang mumpuni dan memiliki daya saing demi mencapai generasi masa depan Indonesia yang kompeten dan berkarakter.