Pedidikan Karakter Dalam Konteks Kurikulum Merdeka Pada Madrasah
“Pedidikan Karakter Dalam Konteks Kurikulum Merdeka Pada Madrasah”
Oleh : Agus Sholikhin, S.Ag.M.Pd.
Pendidikan karakter menjadi wacana sentral pendidikan di Indonesia sejak 2010. Kemendikbud telah mewajibkan semua sekolah menyisipkan pendidikan budaya dan karakter bangsa dalam proses pendidikan. Pendidikan Karakter dimaknai sebagai suatu proses internalisasi sifat-sifat utama yang menjadi ciri khusus dalam suatu masyarakat ke dalam diri peserta didik sehingga dapat tumbuh dan berkembang menjadi manusia dewasa sesuai dengan nilai-nilai budaya masyarakat setempat.
Sejak tahun pelajaran 2015/2016, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan mengeluarkan edaran yang mewajibkan sekolah dari jenjang SD -- SMA/SMK untuk kembali melaksanakan upacara bendera setiap Senin dan hari-hari besar nasional, mewajibkan siswa menyanyikan lagu Indonesia Raya setiap hari sebelum memulai pembelajaran, mewajibkan siswa menyanyikan lagu-lagu yang bertema patriotik dan cinta tanah air pada akhir pembelajaran tiap hari.
Di samping itu, dalam rangka menumbuhkan minat baca, mendikbud juga mewajibkan siswa membaca buku sesuai dengan bakat dan minatnya selama 15 menit setiap hari sebelum pembelajaran. Sasarannya adalah mewujudkan generasi yang cerdas, humanis, berkarakter, dan berbudaya. Semua ajakan itu sesungguhnya merupakan implementasi dari 18 nilai yang dikembangkan terkait dengan pendidikan budaya dan karakter bangsa, yaitu religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, tanggung jawab (Pusat Kurikulum, 2010).
Penerapan Kurikulum Merdeka saat ini mendorong pendidikan karakter yang dilakukan melalui pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek pada penguatan profil pelajar Pancasila. Seiring berlakunya perubahan Kurikulum 2013 menjadi Kurikulum Merdeka, yang sebelumnya ada lima nilai karakter (religius, nasionalis, integritas, mandiri, gotong royong) berubah menjadi 6 nilai karakater sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila. Profil Pelajar Pancasila merupakan sejumlah karakter dan kompetensi yang diharapkan untuk diraih oleh peserta didik, yang didasarkan pada nilai-nilai luhur Pancasila dengan enam ciri, yaitu : beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, berkebhinekaan global, bernalar kritis, bergotong royong, mandiri, dan kreatif (Kemdikbud Ristek, 2022).
Tolok ukur keberhasilan Kurikulum Merdeka adalah dari keceriaan (kebahagiaan) peserta didik dan kemampuan mereka berkolaborasi menyelesaikan beragam persoalan. Bagaimana lembaga pendidikan mampu menciptakan budaya perilaku positif dalam mencetak SDM yang berkualitas dari waktu ke waktu sebagaimana nilai yang terkandung dalam Profil Pelajar Pancasila. Dalam implementasi Kurikulum Merdeka pada Madrasah, salah satu kekhasan yang dituangkan dalam kebijakan Kementerian Agama adalah menambahkan nilai Rahmatan lil Alamin dalam Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Nilai Rahmatan lil Alamin merupakan prinsip-prinsip sikap dan cara pandang dalam mengamalkan agama agar pola keberagamaan dalam konteks berbangsa dan bernegara berjalan semestinya sehingga kemaslahatan umum tetap terjaga seiring dengan perlindungan kemanusiaan dalam beragama.
Projek Profil Pelajar Rahmatan lil Alamin yang terintegrasi dalam Profil Pelajar Pancasila bermaksud memastikan cara beragama lulusan madrasah bersifat moderat (tawassuth). Nilai moderasi beragama sebagai Projek Profil Pelajar Rahmatan lil Alamin yang terintegrasi dalam Profil Pelajar Pancasila ini meliputi: 1. Berkeadaban (ta’addub); 2. Keteladanan (qudwah); 3. Kewarganegaraan dan kebangsaan (muwatanah); 4. Mengambil jalan tengah (tawassuth); 5. Berimbang (tawazun); 6. Lurus dan tegas (i’tidal); 7. Kesetaraan (musawah); 8. Musyawarah (syura); 9. Toleransi (tasamuh); 10. Dinamis dan inovatif (tatawwur wa ibtikar) (Kementerian Agama RI, 2022).
Pendidikan karakter melalui projek profil pelajar tersebut diharapkan dapat menjadi sarana yang optimal dalam mendorong peserta didik menjadi pelajar sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, dan Islam Rahmatan Lil Alamin. Antara Profil Pelajar Pancasila dan Profil Pelajar Rahmatan lil Alamin yang dikembangkan Kementerian Agama pada madrasah merupakan satu nafas yang saling menguatkan antara satu dengan lainnya. Keduanya berdiri pada falsafah Pancasila, yang menghormati kebhinekaan dan kemanusiaan untuk mewujudkan Indonesia yang aman, tentram, damai dan sejahtera.
Madrasah sebagai entitas kecil sebuah masyarakat, memiliki sistem nilai dan perilaku yang dapat diciptakan melalui pembiasaan, pembudayaan dan pemberdayaan dalam kehidupan sehari-hari, ketiga proses ini bersifat hidden curriculum yang menunjang terhadap tercapainya tujuan pendidikan. Dalam implementasi Kurikulum Merdeka, khususnya upaya pendidikan karakter melalui Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Profil Pelajar Rahmatan lil Alamin (P5 PPRA), madrasah diberi keleluasaan untuk melakukan kreasi dan inovasi kurikululum untuk mengakomodir karakteristik, kekhasan, kebutuhan dan visi-misi madrasah. Madrasah didorong berani melakukan kreatifitas dan inovasi tanpa menunggu harus lengkap dan sempurna demi memberikan layanan terbaik kepada peserta didik madrasah, baik melalui strategi ko-kurikuler, terintegrasi dalam pembelajaran maupun ekstrakurikuler. Karena sebagaimana dipahami, bahwa kurikulum merdeka memberikan otonomi, kebebasan dan keluwesan dalam mengatur praktek pendidikan.
Daftar Pustaka
- Kemendiknas. 2010. Pembinaan Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah Pertama . Jakarta: Kemendiknas RI
- Kemdikbud Ristek, 2022. Panduan Pengembangan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, Jakarta: BSKAP Kemdikbud Ristek.
- Kementerian Agama RI, 2022. Panduan Pengembangan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Profil Pelajara Rahmatan Lil Alamin (P5 PPRA), Jakarta: Direktur KSKK Madrasah, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam.
Komentar dari Facebook
Ada 1 Komentar untuk Berita Ini
-
Afid Arifin 25 Feb 2024, 01:26:54 WIB
Karakter adalah jiwa bangsa yang harus dibentuk sejak usia dini.